Selasa, 02 Maret 2010

The Lost Symbol by Dan Brown

Beberapa hari yang lalu, saya baru saja menyelesaikan bacaan buku novel dari karya terbaru Dan Brown (penulis favorit saya) yang berjudul The Lost Symbol. Setelah pertama kali membaca karya Dan Brown beberapa tahun lalu yang judul-nya The Davinci Code, saya langsung nge-fans dengan penulis ini. Tulisan-tulisannya yang dia buat selalu mengangkat banyak obyek-obyek sejarah dan budaya sehingga membuat saya tertarik, khususnya karena ia mampu mengkombinasikan obyek sejarah yang nyata dengan fantasi misteri yang dia tulis.

Terlepas benar atau tidak-nya penjabaran yang disampaikan di novel-novelnya, menurut saya Dan Brown mampu membawa para pembacanya ke imajinasi historis yang menurut saya belum banyak disajikan oleh penulis-penulis lainnya. Mungkin banyak orang yang kemudian bersikap apatis terhadap tulisannya sebagai reaksi, khususnya pada buku pertama. Namun kalau saya pikir, buat apa bereaksi sejauh itu. Wong namanya novel fiksi, jadi kalau mau membahas kebenaran tulisannya ataupun setting sejarah yang ditulis di novel, ya jangan baca novel....baca buku sejarah saja atau buka Wikipedia.

Intinya, dalam buku terbaru ini, kita di bawa ke dunia misteri kelompok Freemason, suatu kelompok elit di dunia barat yang selama ini banyak diasumsikan sebagai kelompok misterius yang juga melakukan ritual-ritual aneh. Dan Brown mampu mengangkat alur cerita di buku ini dengan menonjolkan misteri-misteri dari simbol-simbol kuno yang mungkin berhubungan langsung dengan kelompok Freemason atau bahkan dengan bangunan-bangunan utama di Washington D.C., yang dianggap dibangun oleh para pendiri bangsa Amerika Serikat pada waktu itu.

Menurut saya, The Lost Symbol merupakan salah satu buku terbaik Dan Brown dibandingkan buku lainnya seperti The Davinci Code ataupun Angels and Demons. Buku ini mampu membawa pembaca untuk tetap berada di alur cerita yang penuh misteri dan tanda tanya hingga akhir. Namun ada antiklimaks-nya, dimana di buku ini digambarkan tokoh antagonis-nya yang hanya manusia biasa, mampu membuat CIA pusing tujuh keliling. Tapi secara umum, buku ini sangat seru dan membuat orang yang membaca sulit untuk berhenti...seperti saya.

Karya-karya Dan Brown yang lainnya yang sudah menjadi koleksi:










Tumbennya, untuk buku karya Dan Brown ini tidak diterbitkan oleh penerbit 'Serambi', melainkan oleh penerbit 'Bentang'. Mungkin hak penerbitannya tidak menarik lagi bagi 'Serambi'. Dan khusus buku ini, sudah ada blog khusus yang dibuat sebagai resensi dan juga sedikit ulasan mengenai obyek-obyek yang terdapat di dalam novel ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar