Jumat, 04 Juli 2014

Assassin's Creed - Forsaken, Juli 2014

Selesai dengan buku ke-5 serial Assassin's Creed, target berikutnya adalah buku-6 yang berjudul Forsaken. Berbeda halnya dengan buku ke-5, kali ini alur cerita berjalan cukup normal (dalam artian tidak terkesan diburu-buru, dipadatkan dan dipaksakan). Namun isi cerita yang disajikan oleh Oliver Bowden pada buku ke-6 ini tidak berbeda dengan buku sebelumnya. Ciri khas kisah seorang ordo rahasia kaum Assassin yang memiliki kredo suci, musuh Ordo Templar, sedikit sekali dimunculkan dan bahkan tidak sesuai dengan judul yang disandang oleh buku ini, Assassin. Namun secara garis besar, isinya masih memiliki hubungan dengan kisah yang diceritakan pada Black Flag di buku sebelumnya.

Buku ini menceritakan kisah seorang Haytham Kenway, putera dari Edward Kenway sang Assassin yang hijrah dari kota Bristol, Wales ke Inggris dan tinggal sebagai keluarga terkemuka. Edward telah meninggalkan hidupnya sebagai seorang Assasin dan tinggal sebagai warga biasa dengan puteri-nya Jenny, dan puteranya Haytham, anak dari istri ke-2 nya, sangat membatasi pergaulannya dengan lingkungan sekitarnya. Ia merahasiakan jati dirinya kepada putera-nya, Haytham. Sampai pada akhirnya Haytham harus menyaksikan ayahnya dibunuh dan dengan terpaksa menjalani hidup dengan rekan ayahnya yang merupakan seorang Templar.

Kisah yang disampaikan pada 3/4 awal cerita hanyalah perjalanan hidup Haytham dari kecil hingga dewasa sebagai seorang pengikut Ordo Templar. Ini yang menurut saya bertolak belakang dengan judul novel-nya. Mungkin karena kisah ini dibuat berdasarkan alur cerita pada permainan video game nya yang mungkin memang menonjolkan Haytham sebagai seorang Templar ketimbang seorang Assassin. Walaupun Oliver Bowden membuat sang tokoh ini menjalani sebuah kehidupan yang penuh dengan pembunuhan, tetapi agak aneh rasanya melihat tokoh ini berada pada posisi yang berlawanan dengan kisah yang kita baca pada buku ke-1 hingga 4.

Pada 1/4 akhir cerita sang penulis berusaha menempatkan Haytham pada sebuah kebimbangan. Dimana ia yang selama hidupnya selalu menjunjung tinggi ordo Templar dan rela membunuh banyak musuh ordo, dan bahkan diangkat menjadi salah satu Master Agung, penulis membuat kondisi dimana Haytham pada akhirnya memiliki keraguan dan kebimbangan akan dirinya sendiri dan mulai mempertanyakan apakah jalan yang dia tempuh selama ini sesuai dengan hati-nya. Hubungan mengenai kehidupan Assassin baru dimunculkan pada fase ini dimana Haytham menemukan bahwa anak dari hasil hubungannya dengan seorang gadis Mohawk di daratan Amerika yang kemudian diketahui bernama Connor, adalah seorang Assassin. Berjubah Assassin, berperilaku Assassin, dan berkemampuan sebagai Assassin. Pada bagian ini terkesan sang penulis berusaha memaksakan untuk memunculkan karakter Assassin pada diri sang anak. 

Mirip dengan buku ke-5 nya, Oliver Bowden sangat memaksakan seorang tokoh atau karakter Assassin dengan terlalu mudah dan cepat. Kalau kita lihat pada buku ke-1 hingga 4, seorang Assassin terbentuk dari sebuah perjalanan dan perjuangan panjang yang penuh dengan bimbingan dari seorang mentor, kedisiplinan dan membutuhkan keteguhan seseorang sampai akhirnya seseorang dapat dinyatakan sebagai anggota ordo Assassin. Namun pada buku ke-6 ini, demi mengembalikan karakter Assassin dalam alur cerita, seorang anak keturunan Indian dinyatakan sebagai seorang Assassin tanpa dijelaskan bagaimana ia mendapatkan gelar dan keanggotaannya tersebut. Jadi menurut saya secara umum buku ke-5 dan 6 dari serial Assassin ini gagal untuk bisa mengembalikan kesuksesan Oliver Bowden seperti pada buku-buku sebelumnya.

Artikel oleh Yudhi, Jul-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar